Jaringan Epitel Pada Hewan | Selapis, Berlapis, & Kelenjar
Berikut ini kita akan mempelajari perihal jaenteng epitel pada hewan, seperti pada tumbuhan, tubuh hewan juga multiseluler, terdiri atas bermacam-macam sel yang tidak sama bentuk dan fungsinya. Sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama berkelompok membentuk jaenteng. Pada hewan termasuk manusia terdapat dua kelompok jaenteng, yaitu jaenteng benih (germinal) dan jaenteng tubuh (somatis). Jaenteng benih (germinal), aktif membelah diri untuk menghasilkan benih baru. Jaenteng tubuh (somatis), terdapat pada tubuh hewan atau manusia selama hidupnya. Jaenteng somatis meliputi jaenteng epitel, jaenteng ikat, jaenteng otot, dan jaenteng saraf.
Jaenteng epitel memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai pelindung, kelenjar, dan reseptor. Sebagai pelindung, jaenteng epitel melindungi jaenteng yang ada di bawahnya dari kerusakan mekanis karena tekanan, gesekan, radiasi ultraviolet, dan serangan mikroorganisme. Sebagai kelenjar, jaenteng epitel terdapat pada saluran pencernaan yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Epitelium yang melapisi saluran pernapasan mengeluarkan mukus atau lendir untuk menangkap partikel-partikel debu yang masuk dan sebagai pelindung dari kekeenteng. Sebagai reseptor, epitelium yang terdapat pada alat indra berfungsi untuk menerima rangsang.Pada beberapa bagian tubuh, macam-macam sel yang tidak sama berbaur sehingga susah diklasifikasikan.
Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaenteng epitel dibedakan menjadi jaenteng epitel sederhana, jaenteng epitel berlapis, dan jaenteng epitel kelenjar.
a. Jaenteng Epitel Sederhana
Jaenteng epitel sederhana terdiri atas selapis sel. Berdasarkan bentuk selsel penyusunnya, jaenteng ini diklasifikasikan sebagai diberikut.
1) Epitel pipih selapis
Sel-sel epitel ini pipih dan tipis, mencakup sedikit sitoplasma yang membungkus inti di bagian tengah. Terdapat pada alveoli lapisan dalam pembuluh darah, pembuluh limfe, dan ialah dinding pembuluh kapiler
2) Epitel kubus selapis
Epitel ini terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, saluran ginjal, dan kelenjar gondok
3) Epitel silindris selapis
Epitel ini terdiri atas selapis sel berbentuk panjang dan sempit. Jaenteng ini melapisi seluruh saluran pencernaan yang diselingi oleh sel goblet yang menghasilkan mukus (lendir) untuk melindungi lambung dari asam lambung.
4) Epitel berlapis tiruan
Jika kita perhatikan penampang jaenteng ini, akan tampak beberapa sel dengan ketinggian tidak sama karena tidak tiruana sel mencapai permukaan yang bebas.
Meskipun demikian, epitel ini terdiri atas selapis sel-sel tebal dan tiap-tiap selnya melekat pada membran basal.
Jaenteng epitelium ini dapat kita jumpai pada saluran kencing dan tenggorokan, uretra jantan, saluran reproduksi jantan, serta epididimis (saluran sperma).
5) Epitel selapis bersilia
Epitel bersilia terdiri atas sel-sel yang berbentuk silindris dengan silia pada tepi luarnya. Getaran silia menimbulkan aliran. Jaenteng ini terdapat pada saluran telur, uterus, dan saluran pernapasan atas.
b. Jaenteng Epitel Berlapis
Jaenteng epitel berlapis terdiri atas beberapa lapis sel. Jika dibandingkan dengan epitel sederhana, jaenteng ini memiliki bentuk dan susunan lebih kuat. Jaenteng epitel berlapis meliputi epitel pipih berlapis yang terdapat pada sebagian esofagus; epitel kubus berlapis, yang terdapat pada saluran kelenjar keringat; dan epitel silindris berlapis yang terdapat pada saluran kelenjar susu, kelenjar ludah submandibula.
c. Jaenteng Epitel Kelenjar
Di antara sel-sel epitel dijumpai sel-sel goblet atau sekelompok sel goblet yang membentuk kelenjar bersel banyak. Epitelium yang banyak mengandung sel-sel goblet disebut membran mukosa. Ada dua tipe kelenjar, yaitu eksokrin dan endokrin. Disebut eksokrin jika sekresi kelenjar dialirkan
ke permukaan melalui saluran, dan disebut endokrin jika sekresi kelenjar langsung masuk ke aliran darah. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, misalnya kelenjar hormon.
Macam-macam kelenjar eksokrin dapat dipelajari pada tabel diberikut.