Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Proses Terjadinya Menstruasi Dan Siklus Menstruasi

       Setiap bulan, seorang wanita normal yang sudah memasuki masa akil balig atau dewasa akan mengalami menstruasi. Pelajar wanita SMA kelas XI seperti Anda sebagian besar umumnya sudah mengalami peristiwa ini, sehingga Anda dapat menceritakan dan menerangkan menstruasi sesuai pengalaman Anda.
       Menstruasi terjadi karena sel telur yang dilepaskan folikel tidak dapat dibuahi oleh sel sperma. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sesudah pelepasan sel telur, maka folikel
akan kosong, selanjutnya akan membentuk korpus luteum yang berwarna kuning.
       Korpus luteum ini akan memacu terbentuknya hormon progesteron. Hormon ini akan
menyebabkan terjadinya penebalan dinding rahim atau endometrium, tetapi hormon ini akan mengalami penurunan  jumlah, kemudian korpus luteum akan berdegenerasi, yang diikuti peluruhan yang disebut dengan peristiwa menstruasi.
Akibatnya, terjadi pendarahan yang disebut dengan peristiwa menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa luruhnya sel telur yang tidak dibuahi yang sudah menjadi mati bersama-sama dengan selaput lendir dinding rahim yang ialah lapisan yang kaya pembuluh darah.
Masa menstruasi berlangsung selama 2 - 7 hari. Sesudah itu siklus yang baru akan dimulai.           Diawali dengan pulihnya kembali dinding endometrium, selanjutnya FSH mulai dihasilkan lagi dan mempengaruhi pembentukan sel telur kembali.
       Kejadian seperti ini akan terjadi berulang-ulang, lalu berhenti untuk sementara waktu pada saat terjadinya kehamilan, lalu akan terjadi lagi sesudah kelahiran.
Siklus Menstruasi:


Pada umumnya, siklus menstruasi ini terjadi setiap 28 hari. Pada hari pertama sampai keempat belas terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Pada perkembangan ini, sel oogonium akan membelah secara meiosis dan menghasilkan satu sel telur yang yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak (folikel de Graaf), folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Masa pertumbuhan folikel ini disebut fase folikel.
       Dalam siklus menstruasi, estrogen berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus, yaitu endometrium yang habis terkelupas saat menstruasi. Selain itu, estrogen juga menghambat
pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis untuk menghasilkan LH yang berfungsi
merangsang folikel Graaf yang masak untuk melakukan ovulasi yang terjadi pada hari
keempat belas. Selain itu, LH merangsang folikel yang sudah kosong ini menjadi badan kuning (korpus luteum). Kemudian, badan ini menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempersiapkan endometrium untuk menerima embrio sehingga endometrium
menjadi tebal dan lembut serta banyak mengandung pembuluh darah. Selain itu, progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH. Adanya progesteron mengakibatkan
korpus luteum mengecil dan mengalami degenerasi dan hilang, maka pembentukan progesteron pun terhenti. Akibatnya, pemdiberian makanan kepada endometrium terhenti, endometrium kemudian mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah pendarahan (menstruasi).
Perlu diketahui:
- Seorang wanita mengalami ovulasi sesudah hari ke-13 sampai 15 dari hari mulainya menstruasi.
- Masa rindang wanita berawal dari sejak dia mengalami menstruasi dan berakhir ketika dia mengalami menopouse.
Mengapa seorang wanita yang sudah menopouse (tidak mengalami haid lagi) tidak dapat menghasilkan sel telur?
       Hal ini terjadi karena tiruana oosit primer yang terbentuk akan mengalami deradasi. Usia menopouse berkisar antara 45-50 tahun ke atas. Pada saat itu banyak perubahan yang dialami oleh seorang wanita. Berbagai gejolak terjadi, antara lain adalah gampang, murah, gampang tersinggung, cemas, cepat letih, dan susah bernapas. Pada satu di antara delapan wanita, gejala ini akan terjadi cukup parah sehingga perlu pengobatan secara medis.
       Pada saat seorang wanita mengalami menopouse dikatakan in-dung telurnya mengalami masa pensiun secara gen dan progesteron pun juga akan berhenti. Akibatnya akan terjadi beberapa hal pada wanita, antara lain dapat mengalami kecenderungan tulang keropos (osteoporosis). Selain itu, peluang untuk mendapat serangan jantung lebih besar. Berdasarkan
hal ini berarti dapat kita ketahui bahwa indung telur tidak spesialuntuk sekedar pabrik penghasil sel-sel telur saja, tetapi lebih dari itu ialah satu organ tubuh yang penting, walaupun seorang wanita dapat hidup namun tidak normal tanpa memiliki indung telur ini