Sistem Peredaran Darah Hewan Vertebrata & Invertebrata (Cacing, Serangga, Ikan, Katak, Reptil, Burung) | Gambar
Sistem peredarah pada hewan. Selain manusia, hewan juga memiliki sistem peredaran darah. Darah yang mengalir akan mengangkut nutrisi ke seluruh organ tubuh. Di sisi lain, darah juga mengangkut sisa metabolisme dari berbagai jaenteng dalam tubuh. Pada prinsipnya, sistem peredaran darah hewan, terutama hewan vertebrata sama seperti manusia. Sistem peredaran darah hewan juga melibatkan alat-alat peredaran darah seperti jantung dan pembuluhpembuluh darah.
1. Sistem Peredaran Darah pada Invertebrata
Peredaran zat-zat dalam tubuh invertebrata, sebagian besarnya tidak membutuhkan suatu sistem pengangkutan yang khusus. Melalui difusi, transpor aktif, dan aliran sitoplasma, setiap bagian dari tubuh hewan ini cukup terjamin dengan zat-zat berguna. Meskipun demikian, beberapa jenis invertebrata yang lain memiliki sistem sirkulasi khusus.
Pada cacing pipih misalnya, memiliki sistem gastrovaskuler untuk mengedarkan darahnya. Kemudian juga cacing tanah dan serangga yang memiliki sistem peredaran darah tersendiri.
a. Sistem Peredaran Darah pada Cacing (Vermes)
Sistem gastrovaskuler atau juga sistem peredaran darah ialah cara yang digunakan cacing untuk mengedarkan zat-zat dalam tubuhnya. Sistem gastrovaskuler dilakukan oleh cacing (pipih)Planaria, sedangkan sistem peredaran darah dilakukan cacing tanah.
Dalam sistem gastrovaskuler, alat-alat pencernaan makanan ca cing Planaria juga berfungsi sebagai alat peredaran darah. Sistem gastrovaskuler ini mempunyai cabang yang banyak jumlahnya. Sehingga, peredaran zat makanan ke seluruh tubuh berjalan lebih cepat. Lihat gambar diberikut:
Sementara itu, pada cacing tanah (Lumbricus terestris) memiliki sistem peredaran darah yang terdapat coelomb dengan alat peredaran darah, seperti pembuluh darah dan jantung. Pembuluh darah cacing ini, terdapat tiga bagian, yakni pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut, dan pembuluh darah kapiler. Masing-masing pembuluh darah ini mempunyai fungsi yang beragam. Pembuluh darah punggung/dorsal berfungsi sebagai pengangkut darah supaya masuk ke jantung. Pembuluh darah perut (pembuluh darah ventral) berfungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Sementara, antara pembuluh darah punggung/dorsal dan pembuluh darah perut dihubungkan oleh pembuluh kapiler. Pembuluh darah kapiler ini terdiri atas 5 pasang lengkung aorta, yang berperan sebagai jantung.
Peredaran darah pada cacing tanah dimulai dari jantung yang memompa darah menuju seluruh pembuluh darah. Darah yang diedarkan ini mengandung hemoglobin. Kemudian, darah menga lir kembali ke jantung dengan membawa zat sisa metabolisme. Karena darah beredar melalui pembuluh darah, maka sistem peredaran darah cacing tanah disebut sistem peredaran darah tertutup.
b. Sistem Peredaran Darah pada Serangga (Insecta)
Berbeda dengan cacing, sistem peredaran darah serangga tanpa melalui pembuluh darah. Maksudnya, peredaran darah pada serangga berupa sistem peredaran darah terbuka. Sebagai contoh, peredaran darah pada belalang. Alat peredaran darah belalang meliputi jantung dan pembuluh darah. Lihat gambar diberikut:
Belalang memiliki jantung yang berbentuk tabung panjang dengan bagian-bagian gelembung pembuluh darah. Letak jantung belalang berada pada punggung, tepatnya di dalam bagian homosoel
yang memanjang. Bagian tersebut disebut sinus. Sedangkan pembuluh darah besar (aorta) meninggalkan jantung bagian depan, belakang, dan seringkali bagian bawahnya. Kemudian pembuluh darah tersebut menjadi cabang-cabang yang membawa hemolimfa ke berbagai organ dan jaenteng-jaenteng tubuh. Hemolimfa adalah cairan yang tersusun atas darah dan cairan interstisial.
Jantung akan memompa hemolimfa melalui pembuluh ke dalam sinus, sehingga terjadi pertukaran zat-zat antara hemolimfa dan sel. Hemolimfa kembali ke jantung melalui ostia, yang dilengkapi katup. Demikian seterusnya proses ini berlangsung. Pada belalang, darah tidak melakukan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Namun, pertukaran ini dilakukan melalui sistem trakea. Karena itu, darah spesialuntuk mengangkut zat makanan/sarisari makanan.
2. Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata
Pada vertebrata, sistem peredaran darah yang terjadi adalah sistem peredaran darah tertutup. Di dalamnya, darah beredar melalui jantung bisa sekali dan bisa pula dua kali. Peredaran darah ini dinamakan peredaran darah tunggal dan peredaran darah ganda. Vertebrata yang memiliki peredaran darah tersebut, misalnya ikan, katak, reptilia, dan burung. Berikut kita simak ulasannya.
a. Sistem Peredaran Darah pada Ikan (Pisces)
Dalam sekali peredaran, darah ikan beredar melalui jantung sebanyak satu kali. Sehingga, peredaran darahnya dinamakan sistem peredaran darah tunggal. Darah yang beredar melalui pembuluh darah, oleh karenanya disebut sistem peredaran darah tertutup. Seujung ikan mempunyai sebuah jantung dengan dua ruangan utama, yaitu satu satu atrium (serambi) dan satu ventrikel (bilik).
Proses peredaran darahnya, dimulai dengan darah dipompa oleh jantung, tepatnya ventrikel. Kemudian, darah mengalir menuju insang yakni tempat terjadinya pengambilan oksigen oleh darah dan pengeluaran karbondioksida lewat dinding kapiler. Kapiler insang membawa darah kaya oksigen ke seluruh pembuluh kapiler yang terdapat pada bagian tubuh ikan. Selanjutnya, darah akan kembali ke atrium jantung melalui pembuluh balik (vena).
b. Sistem Peredaran Darah pada Katak (Amfibia)
Katak dan amfibia lainnya memiliki sistem peredaran darah tertutup, yakni darah beredar melalui pembuluh darah. Selain itu, darah melewati jantung sebanyak dua kali dalam satu peredaran, yang artinya katak mempunyai sistem peredaran darah ganda.
Pertama kali, darah dari jantung beredar menuju paru-paru (pulma). Kemudian darah yang berasal dari seluruh jaenteng tubuh menuju jantung dan selanjutnya diedarkan kembali ke seluruh jaenteng tubuh.
Katak dan amfibia lainnya mempunyai jantung yang terbagi tiga ruang, dengan dua atrium (serambi) yakni atrium kanan dan atrium kiri dan juga satu ventrikel (bilik). Di dalamnya juga terdapat katup (sekat) yang mencegah darah pada ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium. Cermati gambar diberikut:
Dari berbagai jaenteng dan organ tubuh, darah yang mengan dung sedikit oksigen (O2) akan menuju sinus venosus dan dilanjutkan ke atrium kanan. Kemudian, darah dialirkan menuju ventrikel. Sesudah itu, darah mengalir menuju arteri pulmonalis. Akhirnya, darah masuk ke paru-paru. Karbondioksida (CO2) dalam darah pada paru-paru dilepaskan, sedangkan oksigen (O2) diikat oleh darah. Berikutnya, darah yang banyak meng andung oksigen (O2) pada paru-paru ini akan dialirkan menuju vena pulmonalis, lantas diteruskan ke atrium kiri jantung. Peredaran darah yang berlangsung demikian dinamakan peredaran darah kecil.
Sementara itu, darah yang mengandung oksigen (O2) pada atrium kiri jantung akan dialirkan menuju ventrikel. Walaupun sedikit, darah ini akan bercampur dengan darah yang mengandung karbondioksida (CO2). Selanjutnya, darah dalam ventrikel menuju ductus arteriousus (batang nadi) hingga aorta. Aorta ini memiliki cabang ke kanan dan ke kiri, yang masing-masing bagian terdiri atas tiga arteri, yakni arteri anterior (karotis), lung aorta, dan arteri posterior (arteri pulmo kutguaus). Arteri karotis mengalirkan darah ke kepala dan otak, lung aorta mengalirkan darah ke dalam tubuh, dan arteri pulmo kutguaus meng alirkan darah paru-paru dan kulit. Agar kalian semakin paham terkena peredaran darah pada Amfibia, cermati gambar
c. Sistem Peredaran Darah pada Kadal (Reptilia)
Alat pemompa darah atau jantung reptilia memiliki struktur yang tidak sama dibandingkan ikan dan katak. Ini ditunjukkan dari ventrikelnya yang memiliki sekat (septum) tak sempurna.
Apabila ventrikel berkontraksi, lubang sekat ini akan menutup, sehingga sesaat ventrikel terbagi menjadi dua bagian yangterpisah, yakni ventrikel kanan dan kiri. Meskipun demikian, jantung reptilia dianggap memiliki tiga bagian, meliputi atrium kanan, atrium kiri, dan ventrikel yang bisa memodifi kasi diri.
Adapun pada atrium reptilia, terdapat sekat (septum) sempurna, yang menjadikan darah dari kedua atrium tidak bercampur. Ada juga sekat ventrikel reptilia yang hampir sempurna, contohnya buaya. Sekat di antara ventrikel buaya ini disebut foramen panizzae, yang berfungsi mengedarkan oksigen (O2) ke seluruh jaenteng tubuh dan juga menjaga keseimbangan tekanan cairan pada jantung saat buaya menyelam dalam air.
Saat darah reptilia beredar, darah yang mengandung karbondioksida (CO2) dari seluruh jaenteng tubuh dialirkan menuju sinus venosus. Sesudah itu, darah menuju atrium kanan, dan dilanjutkan ke
ventrikel. Berikutnya, darah mengalir menuju arteri pulmonalis dan akhirnya masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, kandungan gas karbondioksida (CO2) dalam darah dilepaskan, sementara gas oksigen (O2) diikat.
Darah yang berasal dari paru-paru akan menuju atrium kiri melalui vena pulmonalis. Selanjutnya, darah mengalir menuju ventrikel yang diteruskan menuju aorta. Aorta terbagi atas dua lung aorta, yang arahnya ke kanan dan ke kiri. Lung aorta kanan membawa darah yang berasal dari ventrikel kiri untuk diedarkan ke kepala dan anggota tubuh (organ) bagian depan. Sementara lung aorta kiri membawa darah yang berasal dari ventrikel kiri untuk dialirkan ke seluruh anggota tubuh (organ) bagian belakang.
d. Sistem Peredaran Darah pada Burung (Aves)
Mirip seperti peredaran darah manusia atau mamalia, burung memiliki tipe sistem peredaran darah ganda dan sistem peredaran darah tertutup. Jadi, selama satu kali beredar, darah melewati jantung sebanyak dua kali. Oleh karena mirip seperti peredaran darah manusia, jantung burung juga mempunyai bagian-bagian yang sama seperti jantung manusia. Vertebrata ini memiliki jantung yang terdiri atas empat ruang, meliputi atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel bilik kiri. Sekat (septum) di antara ruang tersebut juga sudah terbentuk sempurna, sehingga tidak terjadi percampuran darah kaya oksigen (O2) dan darah kaya karbondioksida (CO2).
Proses peredaran darah burung dimulai saat darah yang mengandung karbondioksida dari seluruh jaenteng tubuh menuju jantung tepatnya ventrikel kanan. Oleh jantung, kandungan karbon dioksida dalam darah dipompa menuju paru-paru untuk dilepaskan, sedangkan gas oksigen diikat paru-paru. Kandungan oksigen dalam darah ini dialirkan menuju ke jantung lagi, selanjutnya masuk ke atrium kiri, dan akhirnya ke ventrikel kiri. Peredaran yang demikian ini dinamakan peredaran darah kecil.
Sesudah dari ventrikel kiri, darah yang mengandung oksigen akan diedarkan menuju seluruh sel tubuh. Pada sel-sel tubuh ini, kandungan oksigen dalam darah dilepaskan, sementara gas karbon dioksida sebagai sisa metabolisme diikat. Kemudian, darah yang mengandung karbondioksida ini dialirkan menuju jantung. Peristiwa ini akan terjadi berulang-ulang dan dinamakan peredaran darah besar.