Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengertian Akulturasi, Proses, Bentuk, Pola & Imbas Akulturasi

Pengertian akulturasi yaitu bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan gres tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Proses akulturasi berlangsung selama transmigran tersebut mengadakan suatu kontak pribadi dengan sistem sosio-budaya lokal.  

Sedangkan pengertian akulturasi berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah akulturasi diartikan sebagai perembesan yang terjadi oleh seorang individu atau sekelompok masyarakat, terhadap beberapa sifat tertentu dari kebudayaan kelompok lain sebagai akhir dari kontak ataupun dari interaksi kedua kelompok kebudayaan tersebut. 

Keseluruhan kekuatan akulturatif-komunikasi ialah pesona dan sosial, lingkungan komunikasi dan juga ialah potensi akulturasi yang mungkin tidak akan berjalan lurus dan juga mulus, melainkan akan bergerak maju menuju asimilasi secara hipotess ialah asimilasi yang juga sempurna. 

Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli

Pentingnya akulturasi, menarikdanunik sejumlah kalangan atau para andal untuk mempersembahkan gagasan, pandangan dan teorinya serta konsepnya terhadap sebuah duduk kasus dan pembahasan demi memahami apa yang disebut dengan akulturasi.

Peran para andal tersebut, salah satunya yaitu terkait definisi akulturasi atau pengertian akulturasi. Macam-macam pengertian akulturasi berdasarkan para andal tersebut, sudah memmenolong sejumlah akademisi, mahasiswa dan bentuk-bentuk ataupun pola pembelajaran bangsa Indonesia. Adapun pengertian akulturasi berdasarkan para andal yaitu sebagai diberikut

1. Pengertian Akulturasi Menurut Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi yang mengemukakan bahwa pengertian akulturasi yaitu proses sosial yang timbul ketika suatu kelompok insan dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan abnormal dengan sedemikian rupa, sehingga unsur dari kebudayaan abnormal tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.

2. Pengertian Akulturasi Menurut Soyono 
Menurut Suyono, dalam Rumondor (1995:208) bahwa pengertian akulturasi yaitu pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa unsur kebudayaan yang saling berafiliasi atau saling bertemu. 

3. Pengertian Akulturasi Menurut Nardy
Menurut Nardy bahwa pengertian akulturasi (acculturation atau culture contact) yaitu proses sosial yang timbul jikalau suatu kelompok insan dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan abnormal dengan sedemikian rupa, sehingga unsur kebudayaan abnormal lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. 

4. Pengertian Akulturasi Menurut Hasyim 
Menurut Hasyim (2011) yang ikut mempersembahkan definisi terkena akulturasi, mengambarkan bahwa pengertian akulturasi yaitu perpaduan antara kedua budaya yang terjadi dalam kehidupan harmonis dan damai. 

5. Pengertian Akulturasi Menurut John W. Berry (2005: 698)
Menurut seorang professor, John Berry mempersembahkan definisinya wacana akulturasi bahwa menurutnya pengertian akulturasi yaitu proses perubahan budaya dan psikologis yang terjadi sebagai akhir kontrak antara dua atau lebih kelompok dan anggota masing-masing kelompok.

6. Pengertian Akulturasi Menurut Dwi Hayudiarto (2005: 37) 
Menurut Dwi bahwa pengertian akulturasi bahwa akkulturasi mempunyai banyak sekali arti di antara para sarjana antropologi akan tetapi tiruana sepaham bahwa konsep demikian terkena proses sosial yang timbul ketika suatu kelompok insan dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan abnormal dengan sedemikian rupa sehingga unsur kebudayaan abnormal tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa mengakibatkan kepribadian kebudayaan hilang. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akulturasi

Penyebab yang melatar belakangi akulturasi sanggup terjadi dengan banyak sekali cara. Proses efek yang diterima Akulturasi juga ikut mempersembahkan tugas besar dalam percepatan akulturasi. Begitupula sebaliknya, terdapat juga faktor-faktor yang ikut menghambat akulturasi. Adapun faktor-faktor yang mensugesti akulturasi yaitu sebagai diberikut...

1. Faktor Internal 
Terdapat faktor-faktor internal yang mensugesti lahirnya, proses dan berhasilnya akulturasi. Adapun bentuk faktor-faktor internal tersebut yaitu sebagai diberikut..
  • Bertambahnya dan berkurangnya penduduk (kelahiran, janjkematian dan migrasi) 
  • Adanya inovasi baru 
  • Discovery - inovasi wangsit ataupun alat gres yang sebelumnya belum pernah ada 
  • Invention atau penyempurnaan inovasi baru 
  • Innovation atau pembaruan ataupun inovasi gres yang diterapkan dalam kehidupan masyarkat sehingga sanggup menambah, melengkapi ataupun mengganti yang sudah ada. Penemuan demikian mendorong kesadaran masyarakat akan belum sempurnanya unsur dalam kehidupannya, kualitas andal atau anggota masyarakat. 
  • Konflik yang terjadi dalam masyarakat
  • Pemberontakan ataupun revolusi
2. Faktor Ekternal 
Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang juga mempunyai peranan besar dalam mensugesti akulturasi. Berikut faktor-faktor eksternal tersebut.. 
  • Perubahan alam
  • Peperangan 
  • Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antara budaya yang masih terlihat dengan sifat-sifat khasnya masing-masing), asimilasi (pembauran antara budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali gres batas budaya usang tidak tampak lagi). 

Macam-Macam Bentuk Kontak Kebudayaan Yang Menimbulkan Proses Akulturasi 

Proses akulturasi dalam kebudayaan atau budaya di suatu daerah, negara, masyarakat ataupun individu, terdiri atas banyak sekali bentuk kekerabatan atau kontak sehingga proses akulturasi sanggup terjadi. Bentuk-bentuk kontak kebudayaan tersebut menjadikan proses akulturasi yang dijelaskan lebih rinci oleh Saebani (2012: 190-19) yaitu sebagai diberikut..
  1. Kontak sanggup terjadi antara seluruh masyarakat, atau pecahan dari masyarakat, dan semata-mata antara individu dari dua kelompok. Namun perlu diketahui, bahwa terdapat unsur-unsur abnormal yang saling bergantung disetiap jenis-jenis kelompok sosial, begitu juga dengan status individu bertemu. 
  2. Kontak sanggup diklasifikasikan antara golongan yang berteman erat dan golongan yang bermusuhan. Banyak kejadian, kontak antara bnagsa dan juga suku, mulanya bersifat permusuhan. 
  3. Kontak timbul antara masyarakat dikuasai, baik secara politik maupun secara ekonomi. Pada negara jajahan bentuk kontak contohnya ini dalam suasana penindaasan yang sanggup menjadikan gerakan kontra akulturasi. Yaitu masyarakat yang dijajah berusaha mempersembahkan evaluasi yang lebih tinggi kepada kebudayaan sendiri dan bergerak secara bernafsu membuatkan kembali cara hidup yang mempunyai sifat mengagunkan dan dengan jalan apapun untuk melawan penjajah. 
  4. Kontak kebudayaan terjadi antara masyarakat yang besarnya dan tidak sama besarnya. 
  5. Kontak kebudayaan sanggup terjadi antara aspek-aspek material dan non materil dalam kebudayaan sederhana dengan kebudayaan kompleks antara kebudayaan yang kompleks dengan kompleks pula. 

Bentuk-Bentuk Akulturasi

Menurut para antropolog, bahwa percampuran yang terjadi terdiri atas banyak sekali bentuk sebagai diberikut..

1. Substitusi 
Substitusi ialah penggantian unsur yang usang diganti dengan unsur yang gres dengan mempersembahkan nilai lebih bagi para penggunanya. misalnya, para petani mengganti alat pembajak sawah oleh mesin pembajak contohnya traktor. 

2. Sinkretisme 
Unsur budaya yang usang tolong-menolong dengan unsur budaya gres membentuk suatu sistem baru. Perpaduan demikian terjadi dalam sistem keagamaan. 

3. Penambahan (Addition) 
Addition ialah unsur budaya usang yang dimenambahkan dengan unsur budaya gres sehingga mempersembahkan suatu nilai lebih.

4. Penggantian (Deculturation) 
Unsur budaya yang usang hilang diganti dengan unsur budaya baru. contohnya delman, atau andong yang diganti dengan angkot atau angkutan bermotor. 

5. Originasi 
Masuknya suatu unsur budaya gres yang tidak dikenal menjadikan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. contohnya protek listrik masuk desa. 

6. Penolakan (Rejection) 
Akibat terjadinya proses perubaha sosial budaya yang sangat cepat, membawa suatu dampak negatif yang terjadinya sebuah penilakan dari sebagian anggota masyarakat yang tidak siap dan tidak oke terhadap adanya proses pencampuran tersebut. contohnya sebagian orang masih ada yang percaya dukun. 

Dampak dari Akulturasi 

Menurut Saebani (2012: 191) yang menguraikan akhir yang ditimbulkan oleh akulturasi. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang akan berdampak dari adanya akulturasi hingga dampak tersebut menyentuh dalam sikap dan sikap masyarakat maupun pribadi ke individu-individu. Adapun dampak akulturasi yaitu sebagai diberikut..
  • Terjadinya perubahan cara pandang wacana kehidupan bermasyarakat dari yang sebelumnya sudah usang ke hal yang baru, ibarat silaturahmi kepada orang renta dan juga kerabat harus dengan cara berhadap-hadapan, kini sanggup melalui telepon, pesan singkat dll. 
  • Terjadinya perubahan pergaulan serta makin terbukanya hal yang dianggap tabu, ibarat kekerabatan antar cukup umur yang semakin terbuka. 
  • Terbukanya wawasan masyarakat ke arah pengetahuan yang luas, ibarat inovasi gres yang simpel di ketahui dan teknologi yang canggih. 
  • Perubahan mentalitas, rasa malu dan kepiawaian masyarakat. Seperti wanita sanggup bekerja diluar rumah, berpolitik, penguasa dan pengusaha, dan sanggup mengendalikan perusahaan besar yang notabene spesialuntuk bisa dilakukan oleh laki-laki. Tidak spesialuntuk itu, masyarakat lebih berkarakter dan intens dalam berkomunikasi dimana menemukan banyak sekali corak berpikir dan latar belakang yang simpel saja dijumpai contohnya melalui telpon orang abnormal ataupun pejabat dll. 

Proses Akulturasi yang Terjadi di Indonesia

Hasil akulturasi budaya ditentukan oleh kekuatan dari setiap budaya tersebut. Semakin kuat dari suatu bdaya maka kecepatan penyebarannya juga akan semakin intens. Indonesia, dengan jumlah suku, budaya dan bahasa yang tersebar di seluruh pelosok wilayah Indonesia, secara alami akan terjadi pertemuan budaya atau lebih. 

Proses akulturasi, dimana seluruh perbedaan akan berjalan bersamaan dengan unsur persamaan yang mereka punyai hingga pada akibatnya budaya yang mempunyai efek lebih kuat dan berperan besar dalam proses akulturasi. Ada tiga periode akulturasi yang terjadi di Indonesia. 

1. Periode Awal (Abad 5-11 Masehi) 
Pada periode ini, unsur Hindu-Budha sangat kuat dan lebih terasa menonjol sedangkan pada unsur/ciri kebudayaan Indonesia sendiri menjadi terdesak. Tebukti dengan ditemukannya banyak sekali macam patung dewa, ibarat Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha yang tersebar di kerajaan contohnya Mataram Kuno, Tarumguagara dan Kutai. 

2. Periode Pertengahan (Abad 11-16 Masehi) 
Periode pertengahan ini, terdapat unsur Hindu-Budha dan Indonesia yang sudah mulai diberimbang. Hal demikian disebabkan dari unsur Hindu-Budha mulai melemah sedangkan dari unsur budaya Indonesia kini kembali menonjol sehingga mengakibatkan munculnya sebuah sinkretisme (perpaduan antara dua atau lebih aliran budaya). 

Hal demikian sanggup dilihat peningalan zaman kerajaan di Jawa Timur contohnya Kediri, Majapahit, dan Singasari. Di Jawa timur sudah lahir aliran Tantrayana atau suatu aliran religi yang perpaduan antara kepercayaan ndonesia orisinil dengan agama Hindu-Budha. 

3. Periode Akhir (Abad 16 hingga sekarang) 
Periode ini, unsur budaya Indonesia lebih kuat dibandingkan periode sebelumnya, sedangkan untuk unsur budaya Hindu-Budha semakin berkurang lantaran adanya perkembangan politik dan ekonomi yang terdapat di India yang tidak stabil. 

Hasil dan misal Akulturasi 

Berbagai proses akulturasi yang terjadi di Indonesia, sudah membawa macam-macam hasil yang ikut berperan hingga kini ini. Proses ini demikian menghasilkan berupa contoh-contoh akulturasi yang hingga dikala ini, masih ada dan masih dilakukan oleh beberapa masyarakat di Indonesia. Berikut hasil atau contoh-contoh akulturasi.. 

1. Seni Bangunan 
Wujud Akulturasi yang dalam seni bangunan sanggup dilihat pada bangunan mesjid, makam, dan juga istana. Salah satu bangunan mesjid yang cukup populer hingga dikala ini, yaitu masjid menarap kudus atau sering disebut dengan Masjid Al-Aqsa dan Al-Manar ini ialah bukti akulturasi budaya yang dibangun oleh Sunan Kudus di tahun 956 Hijriah atau 1549 Masehi. 

2. Seni Rupa 
Tradisi Islam yang tidak menggambarkan bentuk insan maupun hewan. Seni ukir relief yang menghias Masjid, makam Islam berupa susukan tumbuh-tumbuh namun terjadi suatu perpaduan dua aliran senin logam. 

3. Aksara dan Seni Sastra 
Tersebarnya agama Islam di Indonesia kuat terhadap bidang huruf ataupun tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal goresan pena Arab, dan bahkan sanggup berubah menjadi goresan pena Arab Melayu atau biasa dikenal dengan istilah Arab Gundul yakni Tulisan Arab yang dipakai untuk bahasa Melayu akan tetapi tidak memakai gejala a, i, u contohnya goresan pena Arab. Di samping itu, huruf Arab berubah menjadi seni kaligrafi yang sering dipakai sebagai motif hiasan ataupun tabrakan dan gambar wayang. Adapun bentuk-bentuk seni sastra yakni hikayat, babad, suluk, dan primbon. 

4. Sistem Pemerintahan 
Sistem pemerintahan juga ikut dipengaruhi dari hadirnya akulturasi. Sebelum masuknya Islam di Indonesia, kerajaan bercorak Hindu-Budha mengalami keruntuhan dan digantikan dari peranan kerajaan-kerajaan bercorak Islam contohnya Samudra Pasai, Demak, Malaka dan juga sebagainya. Sistem pemerintahan Islam, dimana rajanya bergelar sultan atau Sunan ibarat halnya para wali dan rasa yang meninggal tidak lagi dimakamkan candi akan tetapi dimakamkan secara Islam. 

5. Sistem Kalender 
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat sudah mengenal sistem kalender yang berupa kalender Saka (Kalender Hindu) di tahun 78 M. Sesudah berkembangnya Islam di Indonesia, sultan agung dari mataram membuat kalender Jawa, dari perhitungan peredaran bulan (komariah) contohnya tahun Hijriah (Islam).  

Selain itu, terdapat contoh-contoh lain dari hasil akulturasi yang masuk ke Indonesia hingga hingga dikala ini terus berkembang. misal-contoh tersebut yaitu sebagai diberikut.. 
  • Angppaw (Negeri Cina)
  • Hallowen (Eropa) 
  • Thanks Giving (Eropa) 
  • Valentine (Eropa) 
  • Dll.
Demikianlah warta terkena Akulturasi. Semoga warta ini sanggup menambah pengetahuan kita wacana banyak sekali budaya-budaya luar sehingga bisa untuk kita saring atau filter akan sesuatu hal yang sanggup membawa manfaat. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagai Teman-Teman.