Sejarah Perang Dunia I: Latar Belakang, Kronologis, Penyebab, Akibat
Sejarah Perang Dunia I: Latar Belakang, Kronologis, Penyebab, Akibat| Perang dunia ialah perang yang melibatkan banyak negara di dunia. Perang Dunia I (1) melibatkan negara-negara Eropa. Oleh lantaran itu, ada yang beropini bahwa Perang Dunia I ialah perang saudara antarbangsa Eropa. Ada juga yang beropini bahwa Perang Dunia I ialah perang dunia lantaran negara-negara di daerah Asia, menyerupai Jepang dan Cina; negara-negara di daerah Amerika, menyerupai Amerika Serikat (AS) dan Kanada; negara Australia dan Selandia Baru ikut serta berperang.
Pada pertengahan masa ke -19, negara-negara di Eropa mengalami Revolusi Industri. Negara-negara, menyerupai Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Belanda dan Belgia saling berlomba memajukan industrinya. Hal itu, dilakukan dengan cara mencari daerah gres sebagai tempat penjualan hasil produksinya. Selain itu, supaya produksinya tetap terjamin, diharapkan ketersediaan materi baku. Keinginan mencari sumber materi baku dan daerah pemamasukan hasil industri menimbulkan negara-negara Eropa berusaha menduduki dan menguasai daerah lain. Hal itu mendorong adanya Imperialisme modern. Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya serangan lawan, negara-negara Barat memperkuat pertahanan dan persenjataan, menyerupai yang dilakukan Prancis dan Jerman. Selain itu, negara-negara tersebut membentuk pula komplotan militer sebagai usaha bersama dalam menghadapi musuh.
Penyebab Terjadinya Perang Dunia I
1. Penyebab Tidak Langsung Terjadinya Perang Dunia I - Faktor-faktor tidak pribadi yang menimbulkan terjadinya Perang Dunia I ialah sebagai diberikut...
a. Terjadi Perperihalan di Antara Negara-Negara Eropa
Perperihalan yang terjadi di antara negara-negara Eropa itu, antara lain sebagai diberikut..
1). Perperihalan Jerman dengan Prancis
Perperihalan Jerman dengan Prancis sudah berlangsung semenjak lama. Terakhir, Prancis mendendam Jerman lantaran abadiahan perangnya pada tahun 1871. Akibat kejadian tersebut, timbullah keinginan Prancis untuk membalas abadiahan terhadap Jerman.
2). Perperihalan Jerman dengan Inggris
Perperihalan Jerman dengan Inggris disebabkan persaingan dalam bidang industri, imperialisme modern, dan Angkatan Laut. Untuk melindungi industrinya, Inggris memdiberi tanda pada barang impor Jerman dengan goresan pena "Made in Germany". Hal ini dirasakan oleh Jerman sangat merugikan. Persoalan perebutan daerah untuk keperluan imperialisme modern yang terjadi di Afrika dan Timur jauh juga menambah pertikaian kedua negara tersebut.
3). Perperihalan Jerman dengan Rusia
Perperihalan Jerman dengan Rusia disebabkan Jerman tidak mau lagi mempersembahkan pinjaman uang untuk pembangunan industri Rusia. Akibatnya, Rusia memihak Prancis sebagai lawan utama Jerman. Jerman juga memmenolong Turki dalam pembangunan jalan kereta api di Bagdad, padahal Turki ialah musuh besar Rusia lantaran menghalangi Politik Air Hangat-nya ke Laut Tengah.
4). Persaingan antara Austria dan Rusia dalam Merebut Balkan
Menjelang masa ke-19, kedudukan bangsa Turki sebagai penguasa wilayah Balkan makin mundur. Merosotnya kekuasaan Turki menimbulkan bangsa-bangsa di Balkan bangun membebaskan diri dari kekuasaan Turki.
Bangsa Yunani dibawah pimpinan Alexander Ispilanti mengangkat senjata demi kemerdekaan bangsanya dari kekuasaan Turki. Oleh lantaran itu, berdirilah negara Yunani yang merdeka pada tahun 1829.
Bangsa Serbia ingin mendirikan negara Serbia Raya yang ialah adonan bangsa-bangsa Slavia di Balkan, sedangkan Kerajaan Austria ingin menggantikan kedudukan Turki di Balkan. Hal itu menimbulkan timbulnya perperihalan antara Austria dan negara-negara Balka, khususnya Serbia yang ingin membentuk Negara Serbia Raya.
Rusia juga ingin menguasai Balkan supaya mempunyai daerah perairan Laut Tengah. Hal itu menimbulkan timbulnya perperihalan dengan Rusia, Austria, dan Turki. Jadi, problem di Balkan menjelang Perang Dunia I ialah sebagai diberikut...
a). Kekuasaan Tukir makin merosot sehingga tidak bisa mempertahankan jajahannya di Balkan.
b). Negara Austria yang berbatasan dengan wilayah Balkan ingin menggantikan kekuasaan Turki di Balkan.
c). Rusia yang ingin menerima pelabuhan di tepi Laut Tengah juga ingin menguasai Balkan
d). Bekas daerah jajahan Turki di Balkan ingin mendirikan negara besar dibawah pimpinan bangsa Serbia yang tidak disetujui oleh sebagian negara Balkan.
b. Timbulnya Persekutuan Militer
Beberapa negara Eropa berusaha mencari mitra lantaran taku bahaya dari negara saingannya. usaha mencari mitra menimbulkan timbulnya komplotan militer yang bertujuan menghadapi bahaya atau serangan dari bangsa lain secara bersama-sama.
Semula Jerman bersekutu dengan Austria untuk mengadapi Rusia (1878). Selanjutnya, pada tahun 1882 Italia masuk ke dalam komplotan Jerman-Austria-Hongaria biar kedudukannya terhadap Prancis kuat, Oleh lantaran itu, terbentuklah Triple Al-Aliance. Ketiganya disebut negara Sentral sebab letak dan posisinya di tengah Eropa.
Meskipun sebelumnya bermusuhan, Inggris dan Prancis bersekutu dalam menghadapi Jerman. Mereka tergabung dalam komplotan Entene Codiale (1904). Begitu juga dengan Rusia, masuk sebagai anggota komplotan Enter Codiale lantaran bermusuhan dengan Jerman. Oleh lantaran itu, terciptalah Triple Entente (1907) sebagai reaksi terhadap pembentukan Triple Aliance. Anggotanya disebut Negara Sekutu (Allied Power).
c. Timbulnya Perolombaan Senjata
Untuk mengadapi serangan mendadak dari lawan, setiap negara berusaha mempersenjatai diri. Kaum industrialis membuat senjata modern dan dijual kepada negara yang bermusuhan. Saling curiga akhir perlombaan dalam persenjataan menimbulkan keadaan Eropa tegang dan gerah.
2. Penyebab Langsung Terjadinya Perang Dunia I
Latihan perang yang dilakukan Austria di Sarajevo dianggap Serbia sebagai pameran kekuatan. Putra Mahkota Austria, Erans Ferdinand pada ketika mengunjungi tes tersebut dibunuh oleh perjaka Serbia berjulukan Princip. Pada tanggal 28 Juni 1941 Austria menuntut Serbia untuk menyerahkan pembunuhnya dalam tempo satu bulan. Namun, undangan tersebut tidak dihiraukan oleh Serbia yang menerima derma Rusia. Untuk itu Austria menyatakan perang terhadap Serbia. Peristiwa terbunuhnya Frans Ferdinand ialah lantaran khusus terjadinya Perang Dunia I.
Kronologis Perang Dunia I
Kronologis Perang Dunia I-Peristiwa pembunuhan Putra Mahkota Austria, Frans Ferdinand oleh seorang Serbia pada tanggal 28 Juni 1914 memicu terjadinya perang antara Austria dan Serbia. Adanya sistem komplotan militer menimbulkan peperangan segera meluas ke aneka macam negara. Pada tanggal 1 Agustus 1914 Prancis juga menyatakan perang terhadap Jerman. Selanjutnya, pada tanggal 4 Agustus 1914 Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Negara yang terlibat perang segara meluas keluar Eropa, menyerupai Jepang, Cina, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Karena daerah peperangan yang luas hampir separuh dunia dan juga banyaknya negara yang terlibat. Perang itu disebut Perang Dunia.
Negara yang terlibat dalam Perang Dunia I dibedakan menjadi dua blok yaitu Blok Sentral dan Blok Sekutu.
1. Blok Sentral
Blok Sentral terdiri dari negara Jerman, Austria, Hongaria, Tukir, dan Bulgaria. Italia yang sebelumnya menjadi anggota Triple Alliance akhirnya memihak Entente Codiale karena menginginkan daerah Tirol Selatan, Istria, dan Dalmatia yang dikuasai Austria.
2. Blok Sekutu
Blok Sekutu terdiri dari negara Prancis, Rusia, Serbia, Belgia, dan Inggris beserta negara dominionnya. Amerika Serikat gres pada tahun 1917 menyatakan perang sehabis kapal dagangnya ditenggelamkan Jerman. Keterlibatan Amerika Serikat sebagai negara besar yang mendukung Blok Sekutu menjadi salah satu lantaran kalahnya Blok Sentral. Jepang sebagai salah satu negara di Asia ikut berperang melawan Jerman lantaran menginginkan jajahan Jerman di Timur Jauh. Anggota Blok Sekutu seluruhnya berjumlah 23 negara.
Perang Dunia I yang melibatkan banyak negara terbagi dalam beberapa medan pertempuran antaralain sebagai diberikut...
1. Medan Pertempuran Barat
Tentara Jerman berusaha menyerang Belgia dan Prancis. Mereka berhasil menduduki dan menyerang Prancis dari sebelah utara. Mereka berhasil memasuki belakang garis pertahanan Prancis hingga balasannya mendekati Paris. Keadaan ini menimbulkan pemerintahan Prancis berpindah ke Bordeaux.
Dalam pertempuran di akrab Sungai Marne pada bulan September 1914, tentara Jerman di bawah pimpinan Jenderal Von Moltke berhasil ditahan tentara Prancis. Sesudah itu, perang yang tadinya melaju dengan cepat bermetamorfosis perang parit. Untuk jangka waktu tertentu, kedua belah pihak bertahan dalam parit-parit pertahanan sehingga peperangan bersifat statis. Sesudah Amerika Serikat ikut berperang di pihak Sekutu, peperangan di Medan pertempuran barat di bawah komando Marsekal Foch mendapat kemajuan. Tentara Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal John J.Pershing dan Inggris di bawah pimpinan Jenderal Allenby berhasil mendesak pertahanan Jerman di bawah pimpinan Luddendorf.
2. Medan Pertempuran Timur
Pada ketika tentara Jerman menyerbu Belgia, tanggal 17 Agustus 1914 tentara Rusia dengan kekuatan 200.000 orang menyerbu wilayah timur Jerman. Semula tentara Rusia di bawah pimpinan Jenderal Brusilov berhasil mendesak Jerman. Akan tetapi, sehabis Jerman sanggup memantapkan diri dalam perang parit di Prancis, sebagian pasukannya dikerahkan ke medan pertempuran timur. Akibatnya, serangan tentara Rusia ini sanggup dihancurkan oleh tentara Jerman dibawah pimpinan Jenderal Hindenburg dan Ludenddorff di daerah Tannenberg. Italia yang memihak Sekutu melaksanakan serbuan dari selatan ke arah pihak Sentral. Oleh lantaran itu, Jerman menghadapi tiga serangan sekaligus, yaitu arah medan pertempuran barat, timur, dan selatan. Meskipun tidak begitu kuat, berkat menolongan Sekutu, Italia berhasil menahan serangan tentara Austria-Hongaria.
Turki bersekutu dengan Jerman menghadapi tentara Rusia dalam pertempuran di Kaukasus dan di sekitar Laut Kaspia. Turki berusaha mengusir tentara Inggris dari Syria dan Mesir dengan serbuan yang besar. Namun, serbuan itu sanggup ditahan Inggris. Angkatan Laut Inggris masih tetap menguasai lautan dan mendaratkan pasukannya di Teluk Persia untuk menyerang Turki dari belakang. Akibat serbuah Inggris, pertahanan Turki menjadi Kacau-balau.
Usaha menahan menolongan Jerman ke Turki, pada tahun 1915 Angkatan Laut Inggris berusaha menduduki Selat Dardgualla, Laut Marmora, dan Selat Bosporus yang penting artinya untuk taktik perang. Namun, usaspesialuntuk sanggup digagalkan Turki di bawah pimpinan Mustafa Kemal Pasha. Pada tahun 1918 Inggris mundur ke Yunani dan berhasil mengalahkan Bulgaria. Sementara itu, Turki balasannya mengalah kepada Inggris yang memperoleh menolongan bangsa Arab dan Yahudi.
3. Medan Pertempuran Laut
Laut ialah medan pertempuran yang banyak menimbulkan korban. Inggris sebagai negara maritim di bawah pimpinan Laksamana John Jellicoe mengakan blokade terhadap Jerman. Untuk menerobos blokade bahari yang dilakukan Inggris, Jerman mengumumkan perang kapal selam tidak terbatas. Jerman menyatakan bahwa Semua kapal yang memasuki Inggris akan ditenggelamkan. Akibatnya, banyak kapal Inggris yang ditenggelamkan. Hubungan Jerman dengan jajahannya di Asia dan Afrtika terputus. Oleh lantaran itu, beberapa jajahan Jerman sanggup ditaklukkan Sekutu. Jepang yang memihak Sekutu berhasil merebut jajahan Jerman di Pasifik dan Asia Timur. Kapal perang Jerman di Asia Timur yang berlayar menuju Lautan Atlantik balasannya dihancurkan oleh Angkatan Laut Inggris dan sekutunya.
Pada tahun 1917 tentara Jerman menggelamkan banyak kapal dagang Sekutu, khususnya yang menuju Inggris. Kapal milik Amerika Serikat yang pada ketika itu tidak terlibat perang juga ditenggelamkan. Oleh lantaran itu, Amerika Serikat yang merasa dirugikan pada bulan April 1917 mengumumkan perang terhadap Jerman.
Sesudah berlangsung hampir empat tahun, Perang Dunia I berakhir dengan abadiahan di pihak Blok Sentral. Kekalahan perang pihak Blok Sentral disebabkan oleh hal sebagai diberikut....
a. Jumlah anggota Blok Sekutu lebih banyak (23 negara) sehingga dari segi kekuatan pun lebih kuat, apalagi dengan masuknya Amerika Serikat.
b. Ada perpecahan di pihak Blok Sentral. Italia yang tiruanla ikut Blok Sentral, berbalik memusuhinya lantaran menginginkan daerah-daerah yang dikuasai Austria.
c. Terjadinya pemberontakan rakyat di negara anggota Blok Sentral yang mulai bosan berperang dan tidak mau lagi mendukung pemerintahannnya.
Pemberontakan itu dipimpin kaum sosialis komunis yang memalsukan gerakan di Rusia. Kaisar Frans Josef dari Austria dan Kaisar Wilhelm II dari Jerman dipaksa turun takhta. Kekaimasukan Jerman diubah menjadi republik dan mengalah kepada Sekutu.
Perang Dunia I berakhir dengan dua perjanjian tenang yang penting, yaitu Perjanjian Versailles dan Perjanjian Sevres (kemudian diubah menjadi Perjanjian Lausanne). Perjanjian Versailles dilakukan antara Jerman dan Sekutu. Perjanjian Sevres dilakukan antara Turki dan Sekutu. Dalam perjanjian Versailes (1919) diputuskan, antara lain sebagai diberikut...
a. Jerman menyerahkan wilayah Elzas Lotharingen kepada Prancis dan wilayah Eupen Malmedi kepada Belgia.
b. Wilayah Danzig dan sekitarnya menjadi kota merdeka dibawah perwalian LBB.
c. Wilayah Saar berada di bawah perwalian LBB selama 15 tahun, kemudian akan diadakan plebisit, yaitu pemungutan bunyi umum di suatu daerah untuk memilih status daerah tersebut.
d. Jerman kehilangan tiruana daerah jajahannya dan diserahkan kepada Inggris, Prancis, dan Jepang.
e. Jerman membayar ganti rugi sebesar 132 miliar mark
f. Angkatan perang Jerman diperkecil
g. Kapal dagang Jerman diserahkan kepada Inggris sebagai ganti kerugian perang.
h. Wilayah Jerman di sebelah barat Sungai Rijn diduduki Sekutu sebagai jaminan selama 15 tahun.
Akibat Perang Dunia di Berbagai Negara Kawasan
Perang Dunia I yang berlangsung selama empat tahun memakan korban delapan juta orang tewas dan luka-luka di medan pertempuran. Sebagian besar peperangan berlangsung di Eropa sehingga seluruh Eropa mengalami kehancuran di segala sektor kehidupan. Pertanian terbengkalai dan rusak sehingga persediaan materi kuliner sangat kurang dan banyak terjadi peristiwa kelaparan. Perdagangan antarnegara terputus sehingga Eropa terancam belum sempurnanya materi mentah, materi baku, dan materi makanan. Kehancuran sebagai akhir Perang Dunia I tidak spesialuntuk dirasakan oleh pihak yang kalah perang, tetapi juga oleh negara pemenang perang.
Posisi Rusia dalam Perang Dunia I sangat tidak menguntungkan lantaran berjuang sendirian di medan pertempuran timur melawan Jerman dan sekutunya. Untuk menghadapi peperangan itu, Rusia terpaksa mengadakan mobilisasi umum, yaitu mengerahkan tenaga rakyat untuk bela negara. Hal itu memperparah keadaan Rusia lantaran pertanian terbengkalai sehingga terjadi belum sempurnanya materi makanan. Keadaan itu diperburuk lagi dengan abadiahan pasukan dan milisi Rusia di hampir tiruana medan perang. Masalah itu mematangkan situasi yang mendorong meletusnya Revolusi Komunis. Revolusi terjadi pada tahun 1917 dipimpin oleh Lenin.
Kehancuran yang lebih ahli dialami oleh Jerman dan sekutunya sebagai negara yang kalah perang. Selama perang berlangsung, perekonomian Jerman mengalami kehancuran. Tingkat inflasi membubung tinggi. Hasil keputusan Perjanjian Versailles pada tahun 1919 yang mengakhiri peperangan terlampau berat bagi Jerman. Jerman sudah kehilangan seluruh daerah pusat industri, armada kapal dagang, dan daerah koloni, serta masih harus membayar pampasan perang dalam jumlah besar.
Akibat kalah dalam Perang Dunia I, Kekaimasukan Jerman dihapuskan dan diganti republik dengan nama Republik Weimar. Republik gres itu harus menghadapi aneka macam kesusahan akhir Perang Dunia I. Di tengah kesusahan dan kesengsaraan hidup. Adolft Hitler membuatkan Naziisme yang meruakan ideologi Partai Buruh Jerman, National Sozialitische Deutsche Arbeiter Partei (NSDAP) yang sanggup juga disebut Partai Nazi.
Turki juga sangat menderita akhir Perang Dunia I. Turki tidak lagi menjadi negara beswar di Timur Tengah lantaran daerah jajahannya diambil oleh negara lain. Misalnya, Mesir, Palestina, Yordania, Irak dan Siprus diambil oleh Inggris;Syria dan Libanon diambil oleh Prancis; Libia diambil oleh Italia.
Perang Dunia I juga memunculkan negara-negara baru, menyerupai Finlandia, Polandia, Cekoslowakia, Yugoslavia, Hongaria, Mesir, Arab Saudi, Suriah, Lebanon, dan Yordania.
Kesengsaraan, kemusnahan, dan kekacauan akhir Perang Dunia I juga menimbulkan keinginan bangsa-bangsa di dunia untuk membuat perdamaian. Menjelang final Perang Dunia I, Presiden Woodrow Wilson (1856-1924) dari Amerika Serikat mengusulkan 14 pasal perdamaian dunia. Konsep 14 pasal perdamaian tersebut menjadi pendorong terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations). Keinginan membuat perdamaian dunia menimbulkan dibentuknya Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1919 yang berkedudukan di Jenewa, Swiss.
Pengaruh Perang Dunia I Terhadap Kehidupan Politik di Indonesia
Perang Dunia I yang meletus pada tahun 1914, pengaruhnya juga hingga di Indonesia. Sekalipun pemerintah Belanda menyatakan netral, tetapi pemerintah Hindia Belanda memusatkan perhatiannya pada pertahanan laut, dengan membangun pelabuhan-pelabuhan baru. Disadari pula mustahil mempertahankan wilayah yang demikian luas, tanpa mengikutsertakan penduduk pribumi.
Gagasan untuk mengikutsertakan pribumi dalam milisi sebagai pasukan nonreguler populer dengan sebutan Indie Weerbaar (Hindia yang berketahanan) lahir sebelum pecah perang dunia. Gagasan ini mula-mula didukung oleh kalangan militer tetapi sehabis pecah Perang Dunia I gagasan itu ditinggalkan.
Budi Utomo sebagai organisasi Pergerakan Nasional menganjurkan biar kaum pribumi memmenolong keamanan Tanah Air sendiri. Anjuran ini menerima tanggapan yang tidak sama dari aneka macam organisasi Pergerakan Nasional. Ada yang mendukung dan ada yang menolak. Pada bulan Juli 1916 dibuat Comite Indie Weerbaar yang didukung oleh organisasi Pergerakan Nasional, namun demikian pemerintah Hindia Belanda tidak menyetujuinya. Dalam Perang Dunia I juga muncul tuntutan kepada pemerintah kolonial untuk mengadapak pembaharuan pemerintahan dan pembentukan forum perwakilan rakyat. Menanggapi tuntutan tersebut maka bulan Desember 1916 undang-undang pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) disahkan oleh Parlemen Hindia Belanda dan secara resmi membentuk Volksraad yang anggotanya dari wakil-wakil organisasi-organisasi di Indonesia dan juga perwakilan orang-orang Belanda.
Dalam perjalannya, Volksraad tidak bisa menampung aspirasi para anggotanya. Perjuangan mereka melalui dewan tersebut terasa kurang begitu diperhatikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Oleh lantaran itu, kepada pemerintah kolonial Belanda didesak untuk segera mengganti Volksraad dengan dewan legislatif pilihan rakuat. Untuk memperkuat tuntutannya, partai-partai menggabungkan diri dalam organisasi Radikale Consentratie. Untuk meredakan situasi, pada sidang Volksraad tanggal 18 November 1918, Gubernur Jenderal Hindia Belanda memberikan pidato yang menjanjikan pembaharuan pemerintahan di Indonesia. Pidato gubernur jenderal ini dikenal sebagai Janji November atau November Belofte. Akan tetapi, sehabis selesai Perang Dunia I pemerintah kolonial Hindia Belanda bersika lebih reaksioner.
Berakhirnya Perang Dunia I menimbulkan perasaan antikolonialisme dan antimperialisme pada bangsa-bangsa terjajah di Asia dan Afrika makin menonjol, lebih-lebih sehabis adanya seruan Presiden Amerika Serikat, Wooldrow Wilson perihal hak memilih nasib sendiri bagi setiap bangsa. Partai-partai politik di Indonesia dan perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda juga terpengaruh oleh situasi demikian. Kemantangan dalam usaha dan perilaku keras yang diambil pemerintah kolonial Hindia Belanda menimbulkan perilaku moderat makin ditinggalkan dan perilaku radikal mkin menonjol. Sikap radikal ini ditandai oleh taktik nonkooperatif dari pihak partai-partai politik. Artinya, dalam memperjuangkan cita-citanya mereka tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda terutama di bidang politik. Semua hal yang diharapkan untuk mencapai harapan itu akan diusahakan sendiri, antara lain dengan memperkukuh persatuan nasional, memajukan pendidikan, dan meningkatkan kegiatan-kegiatan sosial untuk mensejahterakan rakyat. Mereka juga tidak mau memasuki dewan-dewan perwakilan yang dibuat oleh pemerintah kolonial baik di pusat maupun di daerah.
Pengaruh atau Kondisi Ekonomi di Berbagai Daerah di Indonesia pada Masa antara Perang
Perang Dunia I menimbulkan kehancuran ekonomi diberbagai negara-negara di Eropa dan kegoncangan perekonomian di dunia pada umumnya. Berakhirnya Perang Dunia I menimbulkan dunia mengalami depresi ekonomi termasuk pula di Indonesia. Di aneka macam daerah banyak terjadi penjatahan beras terutama di kota-kota besar menyerupai Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Di sisi lain, upah buruh tidak mengalami perbaikan. Akibatnya, kehidupan rakyat dan kaum buruh sangat susah.
Memasuki tahun 1920 aktivitas ekspor mulai menurun, dan sehabis terjadi krisis ekonomi pada tahun 1921. Akibatnya, kerugian besar diderita oleh perusahaan-perusahaan Barat yang beroperasi di Indonesia. Untuk mengadakan imbangan dan mengejar neraca surplus perdagangan, produksi barang ekspor menyerupai hasil perkebunan dan pertambangan diperbesar dan diperluas.
melaluiataubersamaini demikian, pemerintah kolonial Belanda tetap mendapatkan laba besar menyerupai sebelum terjadi krisis. Untuk mengatasi biaya dan biar laba tetap besar itu, pemerintah kolonial melaksanakan cara penghematan dalam anggaran belanja terutama untuk penghasilan pegawai, anggaran pendidikan, kesehatan, dan sosial yang tiruananya pribadi menyangkut kehidupan rakyat Indonesia. Pemecatan secara besar-bemasukan terhadap buruh Indonesia diberbagai perusahaan dan perkebunan menambah berat tubuh masyarakat Indonesia. Buruh-buruh yang dipecat itu kembali ke desa masing-masing tanpa penghasilan lagi. Mereka kemudian hidup menumpang pada sanak saudaranya yang sudah serba belum sempurnanya di desa.
Kondisi ekonomi yang memburuk terus berlanjut dan mencapai puncaknya ketika terjadi krisis besar dunia pada tahun 1929. Krisis tersebut juga kuat pribadi terhadap kehidupan ekonomi di Indonesia. Krisis ekonomi tersebut berkecamuk di seluruh wilayah Indonesia baik di kota maupun di desa dan merata dan dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat.
Tingkat kemakmuran rakyat pada tahun 1930-1933 sangat merosot. Berbagai harga materi ekspor seperti, karet, kopra, lada, kopi, kulit, dan hasil hutan, maupun harga hasil bumi yang dijual di pasar dalam negeri menyerupai buah-buahan, bambu, beras, lada, dan bawang merosot hingga 60-71%.
Kemunduran yang besar dalam industri gula ialah pukulan hebat. Kerugian tidak spesialuntuk dirasakan bagi perusahaan-perusahaan yang bersangkutan saja, tetapi juga bagi kemakmuran rakyat. Uang yang diedarkan dalam bentuk upah buruh pada tahun 1929 berjumlah 102 juta, tetapi dalam tahun 1934, jumlah tersebut berkurang menjadi 10 juta.
Krisis ekonomi dunia tahun 1929, menimpa Indonesia dengan amat hebat. Sebagai negeri penghasil ekspor materi kuliner dan materi mentah, Indonesia menderita lebih parah akhir turunnya harga di pamasukan dunia daripada negara-negara industri. Harga barang impor hasil pabrik tidak turun sedemikian banyaknya sehingga Indonesia harus mengeluarkan barang ekspor lebih banyak biar sanggup memasukkan barang sebanyak menyerupai sebelum masa krisis.
Pengurangan jumlah tengara buruh berkebunan dan pertambangan membuat banyak pengangguran di Pulau Jawa dan daerah-daerah Indonesia lainnya. Hal ini menimbulkan peningkatan kerusuhan dan kejahatan di aneka macam daerah lantaran didorong oleh keadaan ekonomi yang sangat susah.
Akibat dari krisis ekonomi, didaerah-daerah minus, menyerupai didaerah pepegununganan kapur utara dan daerah Gunung Kidul banyak terjadi peristiwa kelaparan. Demikian juga di daerah tambang Umbilin (Sawah Lunto) nasip para buruh tambangnya lebih jelek lagi. Demikianlah keadaan ekonomi Indonesia selama masa krisis yang terjadi antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Baca Juga:
Demikianlah gosip terkena Sejarah Perang Dunia I: Latar Belakang, Kronologis, Penyebab, Akibat. Semoga kawan-kawan sanggup mendapatkan sejarah perang dunia I, sejarah munculnya perang dunia I, sejarah adanya perang dunia I, latar belakang perang dunia I, kronologis perang dunia I, insiden perang dunia I, penyebab perang dunia I baik itu penyebab tidak pribadi perang dunia I, faktor-faktor penyebab tidak pribadi perang dunia I, penyebab pribadi perang dunia I, faktor-faktor penyebab pribadi perang dunia I, akhir perang dunia I atau dampak perang dunia I, dampak perang dunia I terhadap kehidupan politik Indonesia atau dampak perang dunia I terhadap kehidupan politik indonesia, dan dampak atau kondisi ekonomi di aneka macam daerah di Indonesia pada masa perang dunia I. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.
Referensi: Sejarah Perang Dunia I: Latar Belakang, Kronologis, Penyebab, Akibat
- Suparman dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Sejarah Sekolah Menengah Pertama dan MTS 2. Solo: Tiga Serangkai. Hal: 147-156