Perubahan Lingkungan Dan Dampak Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh pada kehidupan bumi akhir-akhir ini mulai dibahas dalam forum internasional. Lingkungan dapat diartikan sebagai suatu kesatuan ruang, dengan tiruana benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Sebagai makhluk hidup, manusia ialah komponen dalam ekosistem. melaluiataubersamaini begitu, kehidupannya juga dipengaruhi oleh perubahan lingkungan tempat hidupnya. Dalam keadaan normal, lingkungan membentuk suatu keseimbangan yang disebut keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium).
Dalam kondisi keseimbangan ini, komponen-komponen yang menyusun ekosistem saling mendukung satu sama lain dan tidak boleh ada perubahan yang mempengaruhi kehidupan. Komponen-komponen tersebut terdiri atas komponen biotik dan komponen abiotik atau lingkungan. Komponen biotik terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Sedangkan lingkungan abiotik terdiri atas benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, kelembaban, dan suhu atau temperatur. Lingkungan abiotik ialah faktor penting yang mendukung kehidupan.
misal lingkungan yang seimbang dan tidak ada perubahan lingkungan adalah hutan dibawah ini:
Di dalam lingkungan ekosistem hutan yang masih alami, terdapat pohon-pohon atau tumbuhan lain yang berperan sebagai produsen. Sebagai produsen, tumbuhan ialah penghasil makanan (energi) dan oksigen, karena mampu melakukan fotosintesis. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat sebagai sumber energi bagi konsumennya, termasuk manusia. Tumbuhan juga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung atau tempat tinggal bagi berbagai jenis hewan. Selain untuk makanan, sumber daya hutan juga dimanfaatkan manusia untuk memenuhi keperluan lain, seperti guaka jenis kayu dan rotan yang digunakan untuk bahan bangunan dan peralatan rumah tangga.
melaluiataubersamaini kecerdasan yang dimiliki, serta ilmu pengetahuan dan teknologinya, manusia mampu menciptakan peradaban dan mengubah bentang alam. Semua aktivitas tersebut akhirnya memengaruhi keseimbangan lingkungan, dan seringkali menimbulkan kerusakan lingkungan dan perubahan lingkungan yang signifikan. Meskipun perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh faktor alam dan manusia, tetapi manusialah yang berperan penting karena pada dasarnya manusia sangat bergantung pada lingkungan. Manusia memelihara dan menjaga lingkungan karena mendapatkan berbagai manfaat. Dari lingkungan, tiruana kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Lingkungan juga ialah sumber air dan oksigen yang ialah unsur vital dalam kehidupan. Tetapi ironisnya, dalam usaha memenuhi kesejahteraan hidupnya, perilaku manusia justru seringkali menurunkan kualitas lingkungan dan menimbulkan berbagai kerusakan perubahan lingkungan.
Dampak Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia akan berdampak pada keseimbangan alam. Apabila hal ini terjadi, maka kualitas lingkungan akan menurun, dan pada akhirnya manusia juga yang akan merasakan akibatnya. Berbagai dampak perusakan lingkungan yang sering dilakukan manusia adalah penebangan hutan secara liar, konversi lahan rindang menjadi permukiman, serta efek samping intensifi kasi pertanian. Manusia memang bergantung pada alam, sehingga wajar apabila kita mengambil berbagai sumber daya hutan, seperti menebang pohon untuk diambil kayunya. Penebangan hutan harus memerhatikan kelestarian lingkungan, misalnya dengan sistem tebang pilih dan diikuti reboisasi. Sehingga hutan mampu tumbuh kembali. Namun yang sering dilakukan manusia adalah sebaliknya, yaitu penebangan hutan secara liar (illegal logging). Perhatikan gambar penebangan hutan diberikut ini.
Penebangan liar ini dilakukan oleh oknum-oknum yang spesialuntuk berorientasi pada kepentingan pribadi dan mengabaikan kelestarian lingkungan. Eksploitasi alam secara tidak bertanggung jawaban ini pada akhirnya akan beerdampak mengurangi berbagai fungsi hutan, terutama berkurangnya kemampuan hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang dan memengaruhi kehidupan satwa liar di dalamnya dan juga kehidupan manusia. Selain itu, akibat penebangan liar, hutan pun menjadi gundul, sehingga apabila musim hujan tiba dapat timbul bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Selain penebangan hutan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia juga membangun rumah atau permukiman. Karena pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, maka ketersediaan lahan yang terbatas menyebabkan daya tampung lingkungan menurun. Dan pada akhirnya karena kebutuhan yang sangat tinggi akan rumah tinggal, manusia rela melakukan pembangunan rumah di tanah-tanah yang rindang, misalnya sawah, ladang, kebun, bahkan membuka hutan. Konversi lahan rindang menjadi area permukiman ini menyebabkan berkurangnya lahan pertanian, sehingga dampaknya akan mengancam ketahanan pangan nasional.
Sebagai makhluk heterotrof, manusia memerlukan makanan dari tumbuhan dan hewan. Untuk mencukupi kebutuhan pangan tersebut, manusia melakukan budidaya tanaman atau pertanian. Namun, karena lahan pertanian berkurang seiring pertambahan penduduk dan konversi lahan pertanian menjadi perumahan, maka untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut kita melakukan berbagai upaya, misalnya dengan menerapkan intensifi kasi pertanian. Tujuannya adalah peningkatan produksi pertanian tanpa harus menambah luas lahan (ekstensifi kasi pertanian). Penerapan intensifi kasi pertanian dengan Panca Usaha Tani, di satu sisi dapat meningkatkan ketersediaan pangan, tetapi di sisi lain bisa merugikan manusia sendiri. Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan untuk meningkatkan hasil produksi dapat menyebabkan terjadinya polusi atau pencemaran. Pemilihan bibit unggul atau mementingkan komoditas tertentu menyebabkan petani spesialuntuk menanam satu jenis tanaman dalam satu lahan (pertanian monokultur). Pertanian monokultur akan menurunkan keguakaragaman organisme sehingga menyebabkan damapak terganggunya keseimbangan ekosistem dan berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan hama tertentu. Misalnya hama wereng atau tikus yang menyerang area tanaman padi.
Selain akibat ulah manusia, perubahan lingkungan juga terjadi karena peristiwa alam. misal peristiwa alam yang mengubah lingkungan tersebut adalah letusan pegunungan berapi, badai, angin, gempa bumi, musim kemarau yang panjang, kebakaran hutan, banjir, dan tanah longsor. Di antara peristiwa tersebut juga ada yang dipengaruhi oleh campur tangan manusia, misalnya kemarau panjang, kebakaran hutan, banjir, dan tanah longsor yang dipicu oleh penebangan hutan. Perubahan akibat faktor alam bersifat mendadak dan susah diatasi. Umumnya menimbulkan dampak yang fokus bagi lingkungan. Letusan pegunungan berapi yang disertai muntahan lahar, awan gerah, gas, partikel debu, dan hujan abu, menimbulkan dampak kerusakan berupa rusaknya lingkungan dan matinya tumbuhan, hewan, serta manusia.
Kemarau panjang juga ialah peristiwa alam yang menimbulkan dampak perubahan lingkungan. Kemarau me-nimbulkan kekeenteng, sehingga banyak tumbuhan yang mati. Di bidang pertanian timbul dampak negatif berupa gagal pguan atau penurunan produksi. Di daerah Jawa Barat, misalnya, areal pertanian seluas 1 hektar yang biasanya menghasilkan 3 ton beras, mengalami penurunan produksi menjadi 9 kwintal beras per hektar akibat keke enteng. Namum demikian, terjadinya kemarau panjang dan perubahan iklim yang ekstrim bisa pula terjadi akibat aktivitas manusia, seperti pemanasan global dan penipisan lapisan ozon. Kemarau panjang juga bisa memicu kebakaran hutan, seperti yang terjadi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Dampaknya adalah hilangnya keguaka ragaman hayati, terjadi kabut asap, dan pemanasan global atau global warming. Perlu kalian ketahui, kebakaran hutan di daerah tropis seperti negara kita ini bukan murni terjadi akibat peristiwa alam, tetapi dipicu oleh kegiatan manusia seperti pembukaan hutan dengan pembakaran dan kecerobohan manusia meninggalkan sumber api ketika beraktivitas di dalam hutan. Sedangkan di daerah temperate atau daerah empat musim, kebakaran hutan ialah salah satu kejadian alami yang ialah ciri ekosistem tersebut. Di sana, kebakaran ialah salah satu mekanisme alam untuk menjaga kese imbangan dinamisnya.
Dalam kondisi keseimbangan ini, komponen-komponen yang menyusun ekosistem saling mendukung satu sama lain dan tidak boleh ada perubahan yang mempengaruhi kehidupan. Komponen-komponen tersebut terdiri atas komponen biotik dan komponen abiotik atau lingkungan. Komponen biotik terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Sedangkan lingkungan abiotik terdiri atas benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, kelembaban, dan suhu atau temperatur. Lingkungan abiotik ialah faktor penting yang mendukung kehidupan.
misal lingkungan yang seimbang dan tidak ada perubahan lingkungan adalah hutan dibawah ini:
Di dalam lingkungan ekosistem hutan yang masih alami, terdapat pohon-pohon atau tumbuhan lain yang berperan sebagai produsen. Sebagai produsen, tumbuhan ialah penghasil makanan (energi) dan oksigen, karena mampu melakukan fotosintesis. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat sebagai sumber energi bagi konsumennya, termasuk manusia. Tumbuhan juga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung atau tempat tinggal bagi berbagai jenis hewan. Selain untuk makanan, sumber daya hutan juga dimanfaatkan manusia untuk memenuhi keperluan lain, seperti guaka jenis kayu dan rotan yang digunakan untuk bahan bangunan dan peralatan rumah tangga.
melaluiataubersamaini kecerdasan yang dimiliki, serta ilmu pengetahuan dan teknologinya, manusia mampu menciptakan peradaban dan mengubah bentang alam. Semua aktivitas tersebut akhirnya memengaruhi keseimbangan lingkungan, dan seringkali menimbulkan kerusakan lingkungan dan perubahan lingkungan yang signifikan. Meskipun perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh faktor alam dan manusia, tetapi manusialah yang berperan penting karena pada dasarnya manusia sangat bergantung pada lingkungan. Manusia memelihara dan menjaga lingkungan karena mendapatkan berbagai manfaat. Dari lingkungan, tiruana kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Lingkungan juga ialah sumber air dan oksigen yang ialah unsur vital dalam kehidupan. Tetapi ironisnya, dalam usaha memenuhi kesejahteraan hidupnya, perilaku manusia justru seringkali menurunkan kualitas lingkungan dan menimbulkan berbagai kerusakan perubahan lingkungan.
Dampak Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia akan berdampak pada keseimbangan alam. Apabila hal ini terjadi, maka kualitas lingkungan akan menurun, dan pada akhirnya manusia juga yang akan merasakan akibatnya. Berbagai dampak perusakan lingkungan yang sering dilakukan manusia adalah penebangan hutan secara liar, konversi lahan rindang menjadi permukiman, serta efek samping intensifi kasi pertanian. Manusia memang bergantung pada alam, sehingga wajar apabila kita mengambil berbagai sumber daya hutan, seperti menebang pohon untuk diambil kayunya. Penebangan hutan harus memerhatikan kelestarian lingkungan, misalnya dengan sistem tebang pilih dan diikuti reboisasi. Sehingga hutan mampu tumbuh kembali. Namun yang sering dilakukan manusia adalah sebaliknya, yaitu penebangan hutan secara liar (illegal logging). Perhatikan gambar penebangan hutan diberikut ini.
Penebangan liar ini dilakukan oleh oknum-oknum yang spesialuntuk berorientasi pada kepentingan pribadi dan mengabaikan kelestarian lingkungan. Eksploitasi alam secara tidak bertanggung jawaban ini pada akhirnya akan beerdampak mengurangi berbagai fungsi hutan, terutama berkurangnya kemampuan hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang dan memengaruhi kehidupan satwa liar di dalamnya dan juga kehidupan manusia. Selain itu, akibat penebangan liar, hutan pun menjadi gundul, sehingga apabila musim hujan tiba dapat timbul bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Selain penebangan hutan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia juga membangun rumah atau permukiman. Karena pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, maka ketersediaan lahan yang terbatas menyebabkan daya tampung lingkungan menurun. Dan pada akhirnya karena kebutuhan yang sangat tinggi akan rumah tinggal, manusia rela melakukan pembangunan rumah di tanah-tanah yang rindang, misalnya sawah, ladang, kebun, bahkan membuka hutan. Konversi lahan rindang menjadi area permukiman ini menyebabkan berkurangnya lahan pertanian, sehingga dampaknya akan mengancam ketahanan pangan nasional.
Sebagai makhluk heterotrof, manusia memerlukan makanan dari tumbuhan dan hewan. Untuk mencukupi kebutuhan pangan tersebut, manusia melakukan budidaya tanaman atau pertanian. Namun, karena lahan pertanian berkurang seiring pertambahan penduduk dan konversi lahan pertanian menjadi perumahan, maka untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut kita melakukan berbagai upaya, misalnya dengan menerapkan intensifi kasi pertanian. Tujuannya adalah peningkatan produksi pertanian tanpa harus menambah luas lahan (ekstensifi kasi pertanian). Penerapan intensifi kasi pertanian dengan Panca Usaha Tani, di satu sisi dapat meningkatkan ketersediaan pangan, tetapi di sisi lain bisa merugikan manusia sendiri. Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan untuk meningkatkan hasil produksi dapat menyebabkan terjadinya polusi atau pencemaran. Pemilihan bibit unggul atau mementingkan komoditas tertentu menyebabkan petani spesialuntuk menanam satu jenis tanaman dalam satu lahan (pertanian monokultur). Pertanian monokultur akan menurunkan keguakaragaman organisme sehingga menyebabkan damapak terganggunya keseimbangan ekosistem dan berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan hama tertentu. Misalnya hama wereng atau tikus yang menyerang area tanaman padi.
Selain akibat ulah manusia, perubahan lingkungan juga terjadi karena peristiwa alam. misal peristiwa alam yang mengubah lingkungan tersebut adalah letusan pegunungan berapi, badai, angin, gempa bumi, musim kemarau yang panjang, kebakaran hutan, banjir, dan tanah longsor. Di antara peristiwa tersebut juga ada yang dipengaruhi oleh campur tangan manusia, misalnya kemarau panjang, kebakaran hutan, banjir, dan tanah longsor yang dipicu oleh penebangan hutan. Perubahan akibat faktor alam bersifat mendadak dan susah diatasi. Umumnya menimbulkan dampak yang fokus bagi lingkungan. Letusan pegunungan berapi yang disertai muntahan lahar, awan gerah, gas, partikel debu, dan hujan abu, menimbulkan dampak kerusakan berupa rusaknya lingkungan dan matinya tumbuhan, hewan, serta manusia.
Kemarau panjang juga ialah peristiwa alam yang menimbulkan dampak perubahan lingkungan. Kemarau me-nimbulkan kekeenteng, sehingga banyak tumbuhan yang mati. Di bidang pertanian timbul dampak negatif berupa gagal pguan atau penurunan produksi. Di daerah Jawa Barat, misalnya, areal pertanian seluas 1 hektar yang biasanya menghasilkan 3 ton beras, mengalami penurunan produksi menjadi 9 kwintal beras per hektar akibat keke enteng. Namum demikian, terjadinya kemarau panjang dan perubahan iklim yang ekstrim bisa pula terjadi akibat aktivitas manusia, seperti pemanasan global dan penipisan lapisan ozon. Kemarau panjang juga bisa memicu kebakaran hutan, seperti yang terjadi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Dampaknya adalah hilangnya keguaka ragaman hayati, terjadi kabut asap, dan pemanasan global atau global warming. Perlu kalian ketahui, kebakaran hutan di daerah tropis seperti negara kita ini bukan murni terjadi akibat peristiwa alam, tetapi dipicu oleh kegiatan manusia seperti pembukaan hutan dengan pembakaran dan kecerobohan manusia meninggalkan sumber api ketika beraktivitas di dalam hutan. Sedangkan di daerah temperate atau daerah empat musim, kebakaran hutan ialah salah satu kejadian alami yang ialah ciri ekosistem tersebut. Di sana, kebakaran ialah salah satu mekanisme alam untuk menjaga kese imbangan dinamisnya.